1.Alur Kerja Pemodelan Sistem Perangkat Lunak Berioritasi Objek.
Siklus pemodelan arau hubungan dengan langkah-langkah pemodelan dalam mengembangkan suatu sistem sebagai berikut: 
a. Rekayasa pemodelan sistem Yaitu menyangkut pengumpulan kebutuhan
(requirement gathering) pada level sistem dengan sejumlah analisis serta top
desain
b. Analisis Yaitu kebutuhan Perangkat Lunak, proses requirement gathering difokuskan, khususnya pada Perangkat lunak Untuk memahami sifat program yang dibangun, analis harus memahami domain informasi, tingkah laku, unjuk kerja, dan interface vang diperlukan Kebutuhan sistem maupun Perangkar Lunak didokumentasikan dan direview bersama user
c. Desain Memiliki fokus terhadap 4 hal, yaitu
1) Desain database
2) Arsitektur Perangkat Lunak
3) Arsitektur interface
4) Algoritma prosedural
(requirement gathering) pada level sistem dengan sejumlah analisis serta top
desain
b. Analisis Yaitu kebutuhan Perangkat Lunak, proses requirement gathering difokuskan, khususnya pada Perangkat lunak Untuk memahami sifat program yang dibangun, analis harus memahami domain informasi, tingkah laku, unjuk kerja, dan interface vang diperlukan Kebutuhan sistem maupun Perangkar Lunak didokumentasikan dan direview bersama user
c. Desain Memiliki fokus terhadap 4 hal, yaitu
1) Desain database
2) Arsitektur Perangkat Lunak
3) Arsitektur interface
4) Algoritma prosedural
a) Diagram Flow Data(DFD)
Data Flow Diagram (DFD) adalah representasi grafik dari sebuah sistem. DFD menggambarkan komponen-komponen sebuah sistem, aliran-aliran data di mana komponen-komponen tersebut, dan asal, tujuan, dan penyimpanan dari data tersebut.
Fungsi Data Flow Diagram
Secara fundamental, terdapat tiga fungsi dari pembuatan diagram alir data untuk kebutuhan software development. Berikut ini merupakan penjelasan dari masing – masing fungsi di bawah ini.
1. Menyampaikan Rancangan Sistem
Dengan pembuatan DFD, maka proses penyampaian informasi menjadi lebih mudah dengan tampilan visual yang simple dan dapat dimengerti oleh tiap stakeholder. Dimana, data yang disajikan mampu menggambarkan alur data secara terstruktur dengan pendekatan yang lebih efisien.
2. Menggambarkan Suatu Sistem
Fungsi yang kedua, DFD dapat membantu proses penggambaran sistem sebagai jaringan fungsional. Maksudnya adalah, di dalam jaringan terdapat berbagai komponen yang saling terhubung menggunakan alur data.
3. Perancangan Model
Fungsi yang terakhir, diagram ini juga dapat membuat rancangan model baru dengan menekankan pada fungsi sistem tertentu. Hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk melihat bagian yang lebih detail dari diagram alir data tersebut.
Jenis – Jenis DFD
Data flow diagram terbagi menjadi tiga jenis, dimana setiap bagian memiliki peran dan fungsinya masing – masing. Untuk pembuatannya sendiri dapat menyesuaikan kebutuhan proyek dari manajemen tim -nya.
1. Diagram Level 0 (Diagram Konteks)
Diagram konteks atau level 0 merupakan diagram dengan tingkatan paling rendah, dimana menggambarkan sistem berinteraksi dengan entitas eksternal. Pada diagram konteks akan diberi nomor untuk setiap proses yang berjalan, dimulai dari angka 0 terlebih dahulu.
Jadi, untuk setiap aliran data akan langsung diarahkan menuju sistem. Dan ciri dari diagram level 0 terletak pada tidak adanya informasi yang terkait data yang tersimpan pada data store.
2. Diagram Level 1
DFD level 1 merupakan lanjutan dari diagram konteks, dimana setiap proses yang berjalan akan diperinci pada tingkatan ini. Sehingga, proses utama akan dipecah menjadi sub – sub proses yang lebih kecil lagi.
3. Diagram Level 2
DFD level 2 merupakan tingkat lanjutan dari level yang sebelumnya, dimana pada fase ini akan dijelaskan lebih detail terkait tiap prosesnya. Namun, untuk tingkatan ini jarang sekali dikerjakan dan lebih banyak hanya menerapkan dua level di bawahnya saja.
 
   
  
Komentar
Posting Komentar